Senin, 28 April 2008

Negeri Ruwet

Saya tersenyum kecut hidup di negeri ruwet.
Rakyat melarat kurang makan, eh pemimpin nyanyi-nyanyi sembari pelesir ke luar negeri.
Eh yang mengaku-aku wakil rakyat lebih suka memikirkan diri sendiri.
Namanya juga mengaku-aku. Salah sendiri yang memilih.
Sama-sama susah la kok tawur. Apa yang kau cari ?

Selasa, 15 April 2008

Membunuh Televisi !

Makin banyak acara televisi yang sangat sangat sangat tidak bermutu. Saya harus berhati-hati menjaga anak-anak dari pembodohan.
Mulai sinetron yang ceritanya ngawur, film kartun penuh caci maki dan adegan kekerasan, talk show tidak cerdas, idol-idolan yang tidak mendidik, hingga iklan yang tak kalah ngawurnya.
Saya heran, bagaimana cara berpikir dan bernalar orang-orang di balik program acara-acara tersebut ? Sungguh mengerikan.
Apakah mereka tidak pernah memikirkan apa dampak tontonan yang mereka bikin, khususnya bagi anak-anak ?
Tak ada cara lain, saya harus bertindak barbar. Jika ada acara yang ngawur dan mengerikan, televisi langsung saya bunuh. Anak-anak saya ajak main di luar.

Senin, 14 April 2008

Pak Presiden Marah

Di televisi saya melihat Pak Presiden marah gara-gara salah seorang pendengarnya tidur. Beliau yang selama ini terkenal santun dan berwajah sejuk, tampak gusar dan emosional.
Apakah perlu seorang pejabat tinggi tersinggung melihat orang lain seperti mengabaikan pembicaraannya ?
Kenapa beliau tidak bersabar hati saja membiarkan orang lain menikmati nikmat berupa tidur nyenyak ?
Saya kira, Pak Presiden terlampau berlebihan. Memperlihatkan kegusaran di depan umum betapa bukan kelas beliau.