Jumat, 05 Desember 2008

Salah Tangkap: Apa Susahnya Minta Maaf ?


BEBERAPA kali petugas salah tangkap. Terakhir, tiga orang asal Jombang menjadi korban kekeliruan itu. Mereka didakwa membunuh dan dipenjara. Ternyata kemudian salah. Orang yang didakwakan telah mereka bunuh, dibunuh oleh orang lain.
Meski awalnya alot, baik petugas keamanan maupun kejaksaan ngotot telah melaksanakan prosedur secara benar, akhirnya mengakui telah salah tangkap dan salah vonis. Pengakuan salah itu patut dihargai meski menjengkelkan.
Di mana letak keprofesionalan aparat negara ? Jangan-jangan memang benar dugaan selama ini bahwa kekerasan digunakan untuk memperoleh pengakuan dari tersangka. Kenapa itu dilakukan ? Apakah sekadar mengejar target cepat tuntas, karena dana untuk mengungkap suatu kasus amat terbatas ?
Sayang, petinggi aparat negara itu menolak meminta maaf kepada Kemat dkk yang telah menjadi korban salah ''prosedur''. Apa susahnya minta maaf, kan cuma menggerakkan mulut, syukur disertai ketulusan hati ?!
Untunglah, pemimpin aparat itu di daerah mengatakan akan menyerahkan gajinya kepada ketiga korban. Ditunggu realisasinya ! Lebih dari itu, kasus-kasus serupa yang memalukan itu jangan lagi terjadi.
Cukup Kemat dkk, Sengkon-Karta, dan beberapa yang lain ......

Tidak ada komentar: