Jumat, 03 Oktober 2008

Menjemput Maut di Jalan

Miris saya membaca berita mengenai mobil yang diterjang kereta di Klaten dan Grobogan. Belum lagi di tempat-tempat lain pada masa Lebaran sekarang.
Kenapa kejadian semacam itu selalu berulang ? Meski disebutkan tahun ini jumlah korban jiwa akibat kecelakaan di jalan raya turun, bagaimana pun satu nyawa tetap amat sangat sangat sangat berharga, bahkan tak ternilai dengan apapun.
Apakah tidak ada cara untuk menghindari korban sia-sia baik di jalan maupun perlintasan kereta walaupun semua tahu mati itu rahasia Allah dan tidak memilih tempat atau waktu. Di tempat tidur pun kalau sudah dikehendaki, pasti tak akan bisa menghindar.
Namun kesan sia-sia itu terasa sekali pada korban-korban yang berjatuhan di jalan raya. Apa faktor penyebab yang dominan ? Jalan yang tidak aman ? Pengguna jalan yang kurang waspada dan hati-hati ? Atau lainnya ?
Mudik Lebaran memang sudah mentradisi, bahkan mendekati budaya. Jutaan orang ramai-ramai pulang kampung dengan kendaraan umum, mobil pribadi, mobil sewaan, atau sepeda motor.
Kemacetan sudah menjadi pemandangan biasa saat semua orang memenuhi jalan. Untuk yang menempuh jarak jauh, keletihan dan mungkin perasaan tergesa-gesa ingin segera sampai membuat lengah. Akibatnya, menjadi kurang hati-hati dan waspada sehingga kecelakaan membayangi perjalanan.
Jadi, sebaiknya saat mudik Lebaran tetap berpikir jernih, tenang, dan santai saja. Nikmati saja perjalanan yang sesekali diadang macet. Kalau tidak, ya pilih hari lain saat tidak semua orang tumplek bleg di jalan untuk mudik.
Bukankah mudik dan silaturahim dengan kerabat di kampung tidak mesti saat Lebaran meski afdolnya memang setelah menuntaskan puasa ?

Tidak ada komentar: